Wood Pellet Energi Terbarukan

Wood Pellet Energi Terbarukan

Kehadiran wood pellet atau pelet kayu sebagai sumber energi terbarukan diakui sebagai kabar baik di tengah ketidakstabilan harga batu bara. Sesuai namanya, pelet kayu gunakan bahan baku ramah lingkungan atau bioenergy. Bentuk bahan bakar alternatif ini sekilas menyerupai briket kayu, cuma saja ukuran dan perekatnya berbeda.

Pemakaian pelet kayu membantu kampanye pemakaian sumber energi terbarukan sebagai antisipasi menipisnya sumber energi tak terbarukan. Selain lebih bersahabat bersama dengan lingkungan, sumber energi terbarukan pun tak menggunakan biaya operasional yang cukup besar.

Lantas, apa saja kelebihan yang ditawarkan pelet kayu sebagai sumber energi alternatif? premium wood pellet

Sebagian besar wood pellet yang kini dipasarkan diproduksi dari kayu keras seperti kayu kaliandra. Ada pula limbah kayu yang diolah jadi serbuk kayu berukuran 1-3 cm bersama dengan diameter 6-10 mm. Bentuknya yang menyerupai silinder disertai pula bersama dengan tekstur padat. Kepadatan umumnya yang dimiliki pelet kayu kira-kira 650 kg/m3 atau 1,5m3/ton.

Dalam aplikasinya sebagai sumber energi terbarukan, pelet kayu punya sejumlah alasan yang membuatnya layak dijadikan pengganti batu bara, pada lain: premium wood pellet

Mempunyai potensi yang setara bersama dengan batu bara sebagai pasokan listrik. Pelet kayu dikehendaki mampu menggantikan batu bara secara bertahap untuk memangkas pemakaian sumber energi tak terbarukan;
Kandungan kalori didalam pelet kayu lebih rendah dibandingkan batu bara, yaitu 4.200 hingga 4.800 kkal/kg saja;
Sebagai sumber energi murah, wood pellet ternyata mampu membuahkan tenaga listrik yang sama besar dari batu bara maupun gas alam lainnya;

Produksi pelet kayu untuk PLTU secara tak segera membuka lapangan kerja lebih banyak. Sebagai perbandingkan, PLTU batu bara mempekerjakan kurang lebih 2.540 orang, waktu PLTU pelet kayu perlu kurang lebih 3.480 orang;
Permintaan pelet kayu didalam jangka waktu panjang mampu membantu pelestarian proses manajemen hutan. Selain itu, lahan-lahan kritis yang mula-mula jadi area penambangan batu bara, timah, emas, nikel, dan lain sebagainya mampu dikembangkan jadi hutan tanaman khusus industri wood pellet. Misalnya saja kaliandra merah, mahang (Macaranga gigantean), dan karamunting (Melastoma malabatricum);

Pelet kayu mampu jadi komiditas baru yang menjanjikan di Indonesia, sebab terdapatnya ketersediaan lahan dan iklim yang menunjang;

Indonesia punya potensi membuahkan listrik biomassa hingga kurang lebih 49,8 GW atau 146,7 juta ton per tahun. Beberapa sumbernya mencakup dari residu padi (150 GJ per tahun), residu karet (120 GJ per tahun), residu gula (78 GJ per tahun), residu kelapa sawit (67 GJ per tahun) dan sampah organik lainnya (20 GJ per tahun).
Berbagai kelebihan wood pellet sebagai sumber energi

Sejumlah negara di Amerika dan Eropa udah lama mengandalkan wood pellet sebagai sumber tenaga pembangkit listrik. Pelet kayu akan dibakar gunakan proses gasifikasi yang nantinya membuahkan panas pembakar boiler. Uap panas dari boiler berikut yang menjalankan turbin penghasil energi listrik.

Kemudian, ada keunggulan-keunggulan lain yang diberikan pelet kayu sebagai sumber energi, di antaranya:

Dianggap sebagai sumber panas efisien berkat tingkat kelembapan dan abu amat rendah;
Meski energi yang dihasilkan pelet kayu cukup tinggi, tingkat emisinya terbilang rendah, yaitu tak hingga 0,1 kilogram CO2 per kWh;

Pelet kayu termasuk bahan bakar alternatif yang mampu dipakai siapa saja, dari skala kecil seperti rumah tangga hingga skala besar seperti industri;

Wood pellet mampu menghemat biaya pengeluaran, sehingga dana mampu dialokasikan untuk kebutuhan lain.
Potensi wood pellet untuk menyelamatkan lingkungan

Pada dasarnya, tak ada satu pun sumber energi yang mempunyai kebolehan sebagai solusi tunggal untuk menanggulangi mengonsumsi bahan bakar fosil. Di segi lain, Anda tetap mampu mengusahakan langkah-langkah alternatif seperti mengombinasikan sumber energi tak terbarukan bersama dengan sumber energi terbarukan, termasuk untuk pelet kayu.

Seperti yang dibahas sebelumnya, pelet kayu membuahkan emisi lebih rendah ketimbang batu bara dan bahan bakar minyak. Bahkan perbandingannya mampu delapan kali lebih rendah dari gas. Selain itu, wood pellet sebagai sumber energi terbarukan bersifat carbon neutral sebab diakui tak akan menyumbang emisi CO2 ke atmosfer. Hal ini terkait bersama dengan pohon yang didalam pertumbuhannya udah menyerap CO2 lebih besar dibandingkan yang dilepasan, lebih-lebih mampu jadi karbon negatif.

International Energy Association Bioenergy Task 40 mengungkap terhadap 2007 silam, negara-negara di Eropa sempat memproduksi kurang lebih 4,5 juta pelet kayu bersama dengan kuantitas mengonsumsi kira-kira 5,5 juta ton. Angka berikut tunjukkan bahwa pelet kayu jadi sumber energi terbanyak yang dimanfaatkan didalam sumber panas dan kelistrikan.

Di kawasan Asia, pemakaian pelet kayu pun perlahan meningkat. Setiap tahunnya, Korea Selatan perlu kurang lebih 60 ton wood pellet dan akan konsisten meningkat sehabis pemerintah di sana mencanangkan substitusi batu bara bersama dengan bahan bakar alternatif tersebut.

Kebijakan dari pemerintah Korea Selatan didalam pencarian biomassa di luar negeri ternyata direspons baik para pebisnis. Mereka sudi menggelontorkan investasi untuk industri pelet kayu yang tengah berkembang di Indonesia. Kapasitas memproduksi terbanyak yang di terima oleh Negeri Ginseng singgah dari Indonesia bersama dengan kuantitas 40 ribu ton per tahun.

Sayangnya, potensi pelet kayu di pasar domestik belum seantusias Korea Selatan. Beberapa segi yang mempengaruhinya mencakup kurangnya kesadaran terhadap pemakaian bahan bakar rendah emisi dan tetap tingginya mengonsumsi bahan bakar fosil. Belum tersedianya teknologi yang mampu mengembangkan wood pellet di sektor rumah tangga adalah segi lain yang membuatnya belum dilirik banyak orang di Indonesia.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *